Harry Potter

Minggu, 25 Juli 2010

Cinta Bertahan part 3

Part 3



Sesampai di rumah Raffi, ternyata Kinar dan Bara sudah disana. Ini benar2 seperti reuni. Tapi sayang, keadaan Raffi sedang tidak baik.
"Kinar, km sejak kapan disini ? Sejak kapan Raffi sakit ?" tanya Alex. Ia kemudian mendekati Raffi yg sedang tidur. Setelahnya ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Raffi untuk mengukur suhu tubuh Raffi. "Dia demam. Apa dia sudah minum obat ?"
"Sudah, dia tidur karna pengaruh obatnya Lex. Tadi dia telpon km katanya. Tapi km bilang km ada acara sm Bagas. Katanya, dia g bisa bangun. Makanya dia telpon aku. Dia udah sakit sejak kemarin. Tapi dia baru merasa sekarang. Sejak tadi dia manggil nama km terus, makanya aku sms km" jelas Kinar.
"Benarkah ?" tanya Alex heran.
Bagas terlihat cemburu. Maka ia berniat pulang. Disusul Kinar dan Bagas. Di rumah itu tinggal Alex dan Raffi. Ia memang sudah biasa berduaan di rumah Raffi kalo ada urusan, atau Raffi sedang sakit. Hanya Alex yg perhatiannya lebih ke Raffi, Kinar memang tidak begitu peduli dengan Raffi, karena memang Raffi agak selengekan orangnya, kadang juga menyebalkan. Tapi hal itu yg membuat Alex suka berada di dekat Raffi, Raffi itu menyenangkan walau menyebalkan dia itu baik dan perhatian.

Tak lama kemudian, Raffi bangun.
"Raffi, bagemana keadaan km ?" lagi2 Alex meletakkan punggung tangannya ke dahi Raffi
"Kenapa kau disini ? Bukankah seharusnya kau kencan dg Bagas" Raffi menatap Alex lemah ia merasa bingung
"Panasmu sudah turun. Masalah bagas, lupakan saja. Itu tidak penting. Apa kau sudah makan ? Emh.. Tadi aku sengaja membawakanmu makanan kesukaanmu. Aku akan merawatmu sampai kau sembuh" sambil mengambil bubur ayam kesukaan Raffi dan mulai menyuapi Raffi.
"Kamu tidak perlu sebaik ini padaku. Jangan pedulikan aku seperti ini lagi. Km punya kehidupan Lex. Nggak seharusnya km disini sekarang" Raffi menggeleng dan mendorong sendok bubur itu menjauh dari mulutnya.
"Kamu sedang sakit Raff, biasanya juga seperti ini. Aku nggak mau jadi orang lain. Km nurut lah sama aku biar cepat sembuh, biasanya km nurut kalo aku suapin" memaksa Raffi untuk mau memakan sesendok bubur yg ada di tangannya.
"Jangan mengalihkan pembicaraan Alex. Aku tanya kenapa kau disini ? Bagaimana kencanmu ? Apa kencanmu dengan Bagas itu tidak penting ?" teriak Raffi sambil menampik sendok bubur yg sudah dekat dg mulutnya, hingga isinya tumpah semua.
"Ra..Raffi" desah Alex. Ia kaget, Raffi nggak pernah sekasar ini padanya. Tak terasa Alex meneteskan airmata. Raffi terkejut melihat Alex menangis karna perlakuan kasarnya.
"Alex ?? Maafkan aku. Aku g bermaksud untuk..." belum sempat Raffi menyelesaikan kata-katanya. Alex langsung berdiri dan memotong ucapannya.
"Aku akan pulang. Km makan bubur itu supaya km cepat sembuh"kata Alex sambil mengusap airmata yg telah jatuh dipipinya dan melangkah pergi.
Tepat saat Alex memegang gagang pintu kamar Raffi. Tiba-tiba ia terhenti. "Jangan pergi Lex !!" Raffi meneriaki Alex sambil menyusulnya ke depan pintu. Lalu ia memeluk Alex dari belakang. Spontan Alex tak bisa bergerak melawan tubuh Raffi yg erat memeluk pinggangnya.
"Maafkan aku Alexa" Lalu Raffi membalikkan badan Alexa ke arah wajahnya. Alex masih tertunduk. Lalu, Raffi mendongakkan wajah Alex keatas. Mereka saling berpandangan sekarang.
Nurani Alex "Pandangan itu.. Apa arti ini semua Tuhan. Apa yg akan dilakukan Raffi padaku ? Apa dia akan melakukan hal yg sama seperti apa yg dilakukan Bagas tadi ?"
Tak mau itu terjadi, Alex segera menepis tangan Raffi yg sedari tadi memegang bahunya. Ia berhasil lepas dari Raffi. Lalu ia mencoba membuka pintu kamar lagi. Tapi, belum sempat terbuka Raffi menarik tangan Alex. Mereka kembali berhadapan bahkan tubuh Alex sudah menempel pada dada Raffi yg masih terasa panas.
"Mengapa kau lakukan ini padaku Raff ?" tanya Alex heran
Tanpa sadar Raffi mengatakan kata-kata itu "Aku mencintai kamu Lex. Sejak dulu. Tapi aku memendamnya karna km slalu menunggu Bagas kembali. Apa km pernah berfikir untuk mencintaiku ?"
"Apa yg km katakan Raffi ?" ia berusaha menepis dari pelukan Raffi. Dan itu berhasil Raffi melepaskannya.
"Apa yg aku katakan ? Alex aku benar-benar minta maaf. Aku... Aku..." Raffi membalikkan badannya membelakangi Alex. Ia tertunduk dia tak kuasa memandang Alex. Ia merasa g seharusnya ia berkata seperti itu. Dia juga siap untuk ditolak oleh Alex, bahkan dicaci ia siap sekali.
Keadaan berubah hening. Raffi berpikir Alex sudah pergi. Tapi... Ada sesuatu yg melingkar di pinggang Raffi. Iya.. Itu Alex, Alex memeluk Raffi dari belakang. Apa yang terjadi..



TBC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar